Jangan Mengumbar Status di Facebook
Psikolog anak dan pemerhati pendidikan Tika Bisono menyarankan supaya jangan terlalu mengumbar status di situs jejaring sosial seperti Facebook. Orang tua disarankan mengontrol setiap gerakan anak dalam dunia maya. Menurut Tika cara berpikir anak masih naif. Menurut mereka semua yang ada di Facebook adalah orang baik sehingga tidak masalah mengumbar status.
“Karena ketidakcerdasan intrapersonal anak mengganggap semua yang ada di jejaring sosial itu baik. Sementara di pergaulan riil seperti sekolah tidak bagus. Padahal semua itu diciptakan ada yang baik dan ada yang tidak baik,” kata Tika saat dihubungi Tempo Rabu (10/2).
Tika juga menyarankan jangan cerita terlalu dalam kepada teman Facebook yang baru dikenal. Berceritalah bahwa kehidupan pribadi kita tidak jauh berbeda dengan kehidupan pribadi si penanya. Namun cara menjawab itu harus tetap santun. Jika tidak tertarik sebaiknya tidak perlu ditanggapi lebih jauh.
“Kearifan dalam menjawab pertanyaan merupakan proses pembelajaran juga. Orang tua harus mengajarkan anak cara menjawab secara pribadi. Masalahnya Facebook itu mendunia,” katanya.
Tips dari Tika saat ingin bertemu dengan seseorang dari situs jejaring sosial atau seseorang yang baru dikenal sebaiknya jangan sendiri. Kalau referensi kita tidak cukup tentang orang yang akan ditemui sebaiknya membawa teman atau saudara. Menurut Tika hal tersebut akan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan. 'Sebaiknya bersama-sama dulu. Kalau perlu orang tuanya ikut,” kata Tika.
Menurut Tika apa yang terjadi dengan Nunik (bukan nama sebenarnya) hanya apes semata. Ia menegaskan bukan hanya remaja wanita saja yang kerap kena tipu. Remaja laki-laki juga punya peluang yang sama untuk kena tipu oleh wanita. Yang terpenting jangan sampai membatasi keinginan anak belajar melalui internet.
“Orang tua harus arif dan bijaksana. Interent merupakan sumber ilmu. Jangan sampai memasung keinginan anak utk belajar. hal baik dan buruk di internet harus dijadikan bahan cerita,” katanya.
mengumbar lebih click here
source;TEMPO Interaktif
“Karena ketidakcerdasan intrapersonal anak mengganggap semua yang ada di jejaring sosial itu baik. Sementara di pergaulan riil seperti sekolah tidak bagus. Padahal semua itu diciptakan ada yang baik dan ada yang tidak baik,” kata Tika saat dihubungi Tempo Rabu (10/2).
Tika juga menyarankan jangan cerita terlalu dalam kepada teman Facebook yang baru dikenal. Berceritalah bahwa kehidupan pribadi kita tidak jauh berbeda dengan kehidupan pribadi si penanya. Namun cara menjawab itu harus tetap santun. Jika tidak tertarik sebaiknya tidak perlu ditanggapi lebih jauh.
“Kearifan dalam menjawab pertanyaan merupakan proses pembelajaran juga. Orang tua harus mengajarkan anak cara menjawab secara pribadi. Masalahnya Facebook itu mendunia,” katanya.
Tips dari Tika saat ingin bertemu dengan seseorang dari situs jejaring sosial atau seseorang yang baru dikenal sebaiknya jangan sendiri. Kalau referensi kita tidak cukup tentang orang yang akan ditemui sebaiknya membawa teman atau saudara. Menurut Tika hal tersebut akan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan. 'Sebaiknya bersama-sama dulu. Kalau perlu orang tuanya ikut,” kata Tika.
Menurut Tika apa yang terjadi dengan Nunik (bukan nama sebenarnya) hanya apes semata. Ia menegaskan bukan hanya remaja wanita saja yang kerap kena tipu. Remaja laki-laki juga punya peluang yang sama untuk kena tipu oleh wanita. Yang terpenting jangan sampai membatasi keinginan anak belajar melalui internet.
“Orang tua harus arif dan bijaksana. Interent merupakan sumber ilmu. Jangan sampai memasung keinginan anak utk belajar. hal baik dan buruk di internet harus dijadikan bahan cerita,” katanya.
mengumbar lebih click here
source;TEMPO Interaktif
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan jangan sampai terjerat dengan undang-undang UUITE