Keraton Kesultanan Buton

Satu-satunya bukti peninggalan sejarah kejayaan kesultanan Buton beratus-ratus tahun lalu yang hingga saat ini masih dipelihara baik, yakni Kompleks Keraton Buton.
Benteng keraton, rumah adat, perlengkapan/peralatan perang, sebuah masjid yang dibangun pada abad 16 masehi, perlengkapan rumah tangga, sampai dengan turunan garis lurus kesultanan, wisatawan dapat menyaksikan di tempat ini. Wisatawan dapat memperoleh informasi secara langsung dari turunan-turunan kesultanan yang mendiami kompleks tersebut tentang segala peninggalan sejarah yang ada.

Benteng Keraton Kesultanan Buton terletak sekitar 3 Km dari pusat kota Bau Bau. Benteng ini dibangun pada abad ke XVI oleh masyarakat Buton, terbuat dari batu gunung yang disusun rapi dengan kapur sebagai bahan perekat.

Di zaman kerajaan Buton, benteng ini berfungsi sebagai basis pertahanan dari serangan bajak laut dan penjajah Belanda. Benteng ini mempunyai 12 pintu masuk dan keluar yang masing-masing mempunyai nama. Di dalam benteng ini terdapat peninggalan sejarah sebagai berikut :
-Masjid Agung Keraton yang dibangun sekitar abad XVI M yang arsiteknya menggambarkan persatuan dan kesatuan masyarakat yang berintikan ajaran Islam.

-Tiang bendera yang dibuat/didirikan pada abad XVI M. Tiang ini terbuat dari kayu yang tingginya ± 50 meter.
-Rumah bekas Sultan Buton yang sekarang dipergunakan sebagai Museum (Istana Wolo).
-Meriam buatan abad XVII sebanyak 52 buah.

Karena letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. Dari tepi benteng yang sampai saat ini masih berdiri kokoh anda dapat menikmati pemandangan kota Bau-Bau dan hilir mudik kapal di selat Buton dengan jelas dari ketinggian, suatu pemandangan yang cukup menakjukkan.

Awalnya benteng ini di bangun dalam bentuk tumpukan batu yang tersusun mengelilingi komplek istana sebagai tujuan untuk membuat pagar pembatas antara komplek istana dengan perkampungan masyarakat dan juga sebagai benteng pertahanan.
Saat masa pemerintahan Sultan Buton 1V yang bernama La Elangi, benteng yang berasal dari tumpukan batu tersebut dijadikan bangunan permanen.

Keberadaan dari benteng tersebut, dalam kurun waktu dari empat abad, Kesultanan Buton dapat bertahan juga terhindar dari ancaman para musuh.
Benteng Keraton Buton mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book Record yang dikeluarkan bulan september 2006 sebagai benteng terluas di dunia dengan luas sekitar 23,375 hektar.
Masuk ke halaman






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Hack Chip Poker Terbaru

RUMAH BUDAYA SULAWESI TENGGARA

Sejarah Negeri Wuna