PRESIDEN INDONESIA DILANTIK SEJUMLAH UNJUK RASA BAKAR GAMBAR PEMIMPIN MEREKA

JAKARTA. Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dengan agenda Pelantikan Presiden dan wakil Presiden terpilih periode 2009-2014 digelar tepat pukul 10.00. Sidang dipimpin langsung oleh Ketua MPR, Taufik Kiemas.

Dalam pelantikan Presiden terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden terpilih, Boediono, sejumlah undangan tampak menghadiri even bersejarah tersebut.

Sejumlah tokoh yang hadir, di antaranya, mantan Wakil Presiden periode 2004-2009 Muhammad Jusuf Kalla, mantan Presiden BJ Habibie dan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno.

Namun, mantan Presiden keempat dan kelima Republik Indonesia, yakni Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri tidak berada di tengah-tengah para tetamu undangan. konfirmasi yang diberikan keduabelah pihak terkait ketidakhadirannya dalam acara pelantikan Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono,sebab kedua mantan tokoh kelas atas Indonesia itu di katakan sedang sakit.

Hanya mantan Wakil Presiden periode 2004-2009 Muhammad Jusuf Kalla, mantan Presiden BJ Habibie dan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno yang hadir dalam upacara pelantikan tersebut. Para tamu undangan dari negara tetangga, tampak menghadiri acara tersebut. Di antaranya, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, Sultan Brunei Darussalam Sultan Hasanal Bolkiah, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long, dan Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta.

Sementara itu empat mahasiswa diperiksa penyidik Polres Mataram terkait pembakaran gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Keempat mahasiswa itu masing-masing Sudiatma selaku koordinator aksi massa kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) NTB, Sukamti selaku humas SMI NTB, serta Syarifudin alias Erik dan Eka Hardianal sebagai anggota SMI.
Sudiatma merupakan mahasiswa semester 11 Jurusan Bahasa Inggris IKIP, Sukamti mahasiswa semester 9 Fakultas Ekonomi Universitas Mataram (Unram), Syarifudin mahasiswa semester 3 Universitas Muhammadiyah Mataram, dan Eka Hardianal merupakan mahasiswa semester 5 FKIP Unram.

Kepala Kepolisian Mataram 'Asisten Komisaris Besar Polisi' Triyono Pujono Basuki mengatakan, pihaknya meminta keterangan keempat mahasiswa itu untuk memperjelas pokok permasalahannya. Syarifudin dan Eka diperiksa intensif karena polisi menemukan gambar Presiden SBY yang sebagiannya telah terbakar di tangan mereka.

Gambar Presiden SBY yang dibakar itu terbuat dari kain yang ditempelkan di gardus, kemudian digantung di kayu dan diacungkan dalam barisan aksi massa SMI NTB di halaman depan Gedung DPRD NTB itu.

Aksi membakar foto Presiden SBY itu. Aksi massa itu digelar untuk menentang Presiden SBY yang tengah dilantik di Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta.Mereka menyatakan bahawa Presiden dan wakil presiden terpilih terkait dengan kasus Bank Century yang membawa kerugian Negara Berbilon rupiah.

Pasangan PresidenBY-Boediono nampaknya harus memperbaiki citra dimata masyarakat Indonesia, terkait bailout Century disebut-sebut merupakan kesalahan Bank Indonesia (BI) dimana Boediono pernah menjadi Gubernur bank sentral tersebut.

Menurut mantan Wakil presiden Republik Indonesia yang habis masa jabatanya hari ini"Yusuf Kalla menegaskan, kasus Bank Century adalah kasus kriminal, bukan kasus ekonomi dan keuangan semata. “Kasus keuangan Bank Century itu sudah lama dan sebenarnya tinggal meletus saja. Oleh sebab itu, penanganannya pun harus keras. Karena itulah, saya perintahkan untuk menangkap pemilik banknya," paparnya.

Lebih jauh, JK menilai Boediono saat menjabat sebagai Gubernur BI tidak berani melaporkan pemilik Bank Century, Robert Tantular, kepada polisi untuk segera ditangkap. Padahal, apa yang dilakukan Robert jelas merupakan tindak kriminal karena melakukan perampokan terhadap banknya sendiri.

"Menanggapi laporan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia mengenai kasus Bank Century, yang saya nilai sebagai perampokan, saya sempat meminta kepada Boediono selaku Gubernur Bank Indonesia saat itu untuk segera melapor ke polisi guna menangkap Robert Tantular dan direksi yang bertanggung jawab dan menyita aset. Ternyata Bank Indonesia tidak berani. Alasannya, tidak ada dasar hukum," ungkap RI-2.

Akibat ketidakberanian Boediono itu, lanjut JK, dirinya lantas mengambil inisiatif menginstruksikan langsung kepada Kapolri untuk menangkap Robert sebelum yang bersangkutan melarikan diri. "Saya minta kepada Kapolri untuk segera bertindak. Hari itu juga, dalam waktu tiga jam, Robert Tantular akhirnya ditahan polisi. Kasus Bank Century adalah kasus kriminal," beber Wakil presiden tersebut yang jabatanya kini di gantikan oleh BOediono.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Hack Chip Poker Terbaru

RUMAH BUDAYA SULAWESI TENGGARA

Sejarah Negeri Wuna