6 Tips Cermat Memilih Pengobatan Alternatif

Duabelas tahun yang lalu, pengobatan herbal (baca:jamu) masih
disepelekan. Pengobatan energi seperti reiki dan prana pun masih
dianggap sebagai takhayul, atau sebaliknya dianggap sebagai
kesaktian. Tapi zaman sudah berubah, masyarakat kini bisa menilai
bahwa pengobatan herba juga dapat diandalkan sebagaimana obat-obatan
kimiawi sintetis yang diresepkan dokter atau banyak dijual bebas di
toko obat. Kini pengobatan energi tidak lagi dianggap sebagai suatu
takhayul ataupun kesaktian yang hanya bisa dimiliki orang tertentu,
tapi bisa dipelajari siapa saja.

Yang masih menjadi masalah sekarang adalah memilih pengobatan
alternatif atau alamiah yang tepat dan memanfaatkannya secara cerdas.
Hal ini menjadi perlu diketahui karena sebagaimana pengobatan
konvensional, pengobatan alami yang tidak sesuai tidak saja bisa
membahayakan jiwa. Agar tidak salah langkah, Anda perlu mengetahui
beberapa hal berikut ini:

1. Pilih pengobatan yang sesuai dengan masalah
Banyak diantara pengobat/praktisi mengklain teknik pengobatan yang ia
lakukan dapat menyembuhkan semua penyakit. Padahal tidak ada
pengobatan alternatif/alami yang bisa mengobati semuapenyakit sama
baiknya. Jika dokter mempunyai spesialisasi, maka pengobatan alamiah
pun demikian.

Teknik akupuntur misalnya, efektif untuk berbagai masalah kesehatan
yang disebabkan gangguan keseimbangan dalam tubuh, tapi tidak efektif
untuk mematikan kuman TBC. Atau meditasi tidak akan efektif untuk
gangguan pencernaan karena ketidakseimbangan nutrisi, tapi bisa
efekif jika akar permsalahannya stres atau gangguan emosi lainnya.
Untuk mendapatkan jenis pengobatan yang sesuai, carilah informasi
darisumber informasi yang bisa dierpcaya, seperti buku kesehatan
(tentunya dari penerbit yang bisa diandalkan), majalah atau tabloid
kesehatan. Jika Anda masih mengalmai kesulitan, bicarakan masalah
Anda dengan ahli/dokter naturopati, sinshe atau dokter yang mendalami
pengobatan alternatif.

2. Pengobatan alamiah tidak sama dengan perdukunan
Beberapa jenis pengobatan alamiah mempunyai metode yang suda teruji
sejak ribuan tahun lampau. Misalnya pengobatan tradisional China
(chikung, akupuntur, herbal, chiropraktik) dan ayurveda.

Sebagian praktisi pengobatan alami mendapatkan ilmunya dari orangtua,
magang pada ahlinya atau otodidak (termasuk diantaranya wangsit).
Saat ini tak jarang ahli pengobatan alternatif memperoleh keahliannya
melalui proses belajar di perguruan tinggi sebagaimana halnya dokter.
Namun lepas dari cara mereka mendapatkan ilmu pengobatan alami,
pengobatan yang mereka lakukan harus memiliki alasan rasional dan
merupakan suatu art and science of healing (seni dan ilmu mengobati).

Lain halnya dengan perdukunan tentu saja di luar dukun beranak dan
dukun pijat yang kini lebih suka disebut sebagai ahli pengobatan
supranatural. Ilmu mereka tidak berlandaskan kaidah tertentu, karena
berlangsung berdasarkan kepercayaan. Dukun juga sering meminta
pasiennya untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, misalnya
harus membeli jimat.

Praktisi pengobatan alami biasanya tidak meminta bayaran tertentu,
kecuali jika Anda membeli ramuan darinya. Berbeda dengan dukun yang
meminta pembayaran sebagai syarat yang terkadang begitu mahal,
sehingga kalau dikalkulasi nilainya bisa jauh di atas biaya
pengobatan konvensional pada dokter medis. Sebagai umat beragama,
Anda juga harus waspada karena ketidakjelasan energi yang digunakan
dukun. Jangan terkecoh dengan pakaian yang misalnya menyerupai ulama,
tambahan embel-embel Kiai di depan namanya, membawa-bawa nama Tuhan,
dan membaca mantera dalam bahasa Arab. Walaupun bukan berarti bahwa
pengobat alami yang berpenampilan demikian patut diragukan.

3. Alamiah tidak berarti bebas efek samping
Secara umum, efek samping yang ditimbulkan dari pengobatan alamiah
tidak sebesar pengobatan konvensional. Meskipun demikian, pengobatan
alamiah yang dilakukan secara gegabah juga bisa mengundang maut.
Pengobatan dengan sengatan lebah yang efektif untuk mengobati
beberapa jenis penyakit misalnya, bisa menjadi malapetaka jika pasien
menderita alergi lebah.

Pengobatan sendiri dengan herba dan suplemen (vitamin dan mineral)
juga sering menjadi sumber masalah. Omega-3, misalnya, selama ini
dipercaya senagai suplemen yang mampu mengatasi stroke. Pada orang
yang terkena stroke berupa pembekuan darah di pembuluh darah otak,
omega-3 bermanfaat untuk mengencerkan bekuan darah di otak. Tapi
pemakaian omega-3 secara berlebihan pada penderita stroke berupa
perdarahan di otak bisa menambah parah keadaan.

Karena itu, hindari pengobatan diri sendiri karena ikut-ikutan.
Bertanya pada ahlinya adalah cara yang paling aman dan tepat.

4. Jangan mengharapkan hasil segera
Beberapa jenis herba seperti teh jahe atau bubur tepung garut
(arrowroot) dapat segera bereaksi pada kasus akut seperti gangguan
pencernaan atau demam. Chiropraktik dalam hitungan menit dapat
mengobati pinggang yang sakit karena salah postur. Tapi kebanyakan
herba dan pengobatan alamiah lainnya tidak bekerja secara spontan
seperti itu.

Pengobatan alamiah biasanya akan menyeimbangkan kondisi tubuh
terlebih dulu sebelum menumpas penyakit. Ramuan batuk pilek yang
terbuat dari kunyit, kencur, jeruk nipis, dan madu misalnya, baru
akan tampak hasilnya setelah 5-7 hari. Gangguan kesehatan karena
ketidakseimbangan hormon akan lebih baik setelah 3 bulan melakukan
latihan yoga.

Berbeda dengan cara pengobatan konvensional yang bekerja langsung
pada target secara cepat. Antibiotik untuk infeksi tenggorokan,
misalnya, akan berekasi dalam waktu 48 jam. Dalam hitungan jam,
kanker yang berada dalam usus dapat dikiis. Sayangnya cara-cara
demikian seringkali tidak bebas dari efek samping. Karena itu jangan
lupa untuk meneliti kelebihan dan kekurangan suatu pengobatan,
sehingga Anda bisa menjalaninya dengan lebih mantap dan sabar.

5. Sesuaikan pengobatan dengan gaya hidup Anda
Jika anggaran kesehatan Anda sekitar 10 rupiah, jangan sekali-kali
memaksa untuk menggunakan jasa praktisi pengobatan akternatif/alami
yang meminta bayaran 20 rupiah. Apalagi jika obat yang diberikannya
bisa membuat Anda berutang. Penyakit Anda bisa bertambah parah karena
memikirkan biaya pengobatannya. Demikian pula jika Anda tidak kuat
duduk terlalu lama, jangan memilih praktisi yang pasiennya terlalu
banyak atau waktu prakteknya tidak pasti, yang memaksa Anda duduk
lama hanya untuk menunggu. Pilihlah pengobatan yang biaya, lokasi,
dan waktu prakteknya sesuai dengan gaya hidup Anda.

Yang tak kalah pentingnya, pilihlah praktisi yang bisa diajak bekerja
sama, bukan praktisi yang terkenal. Praktisi yang terkenal karena
kerap muncul di TV, misalnya, tidak menjamin dapat mengobati Anda
dengan baik. Kriteria praktisi yang dapat bekerja sama antara lain
terbuka memberikan informasi mengenai keahlian dan latihan yang
didapatnya, memberikan kesempatan Anda untuk mendiskusikan penyakit,
cara pengobatan,seperti di blog ini misalnyahttp://rawatankesihatan.blogspot.com adalah cara yang paling tepat untuk memahami dan berkonsultasi teknik pengobatan alternatif dan lain-lain.
Praktisi yang baik hendaknya juga mengobati pasien secara menyeluruh
(biasanya mereka akan menanyakan pola makan, pola tidur, dan pola
mengatasi stres) dan tidak sekadar mengobati berdasarkan gejala saja.

Jika cara penanganan atau pembayarannya tidak sesuai dengan Anda,
sebaiknya cari praktisi lainnya.

6. Jangan sepelekan pola makan Anda
Makan makanan yang bervariasi vitamin dan gizinya dapat mencegah
berbagai penyakit. Berbagai penelitian membuktikan bahwa makan
makanan yang mengandung serat tinggi dapat mencegah serangan jantung,
karena serat dapat membantu menurunkan kadar “kolesterol jahat” LDL;
tah hijau dapat mencegah kanker: pepaya dan nanas baik untuk
kesehatan pencernaan.

Khasiat dari makanan yang bervariasi tersebut tidak adpat digantikan
dengan suplemen atau pun herba. Jadi minum suplemen vitamin secara
teratur tidak akan banyak membantu, jika pola makan Anda buruk. Hal
ini karena tubuh lebih mudah menyerap beragam zat gizi yang tersimpan
dalam makanan, khususnya yang segar, daripada suplemen ataupun herba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Hack Chip Poker Terbaru

Sejarah Negeri Wuna

RUMAH BUDAYA SULAWESI TENGGARA